Sihar P. H. Sitorus, Ketua Spiritualitas Danau Toba dan Gunung Sinabung, hadir dalam Pesta Rakyat Olop-olop Bolon Kecamatan Ajibata, Rabu (3/4). Tiba di sana Sihar langsung diserbu sekumpulan ibu-ibu yang sudah hadir di kegiatan tersebut untuk berfoto bersama.

“Ayo foto ya Pak, mumpung belum mulai acaranya,” ujar para Ibu.

Sihar yang hadir lebih awal tampak menyalami semua peserta yang sudah hadir di Pesta Olop-olop. Usai ibadah, Sihar diperkenankan memberikan sambutan sebagai putra daerah terbaik bersama dengan Raja Pangihutan Sirait.

Dalam sambutannya, Calon Legislatif DPR RI dari Dapil 2 Sumatera Utara ini mengungkapkan kerinduannya bahwa sebagai putra daerah yang merantau, ia ingin melihat kampung halamannya menjadi kampung yang berbudaya, mandiri berdaulat, tapi juga kekinian. Sihar juga berharap keindahan Danau Toba yang mendunia harus didukung fasilitas yang mendunia pula.

“Jadi kita yang anak rantau ini ingin melihat kampung kita ini menjadi kampung yang tetap berbudaya, mandiri, tetap berdaulat tetapi juga kekinian, kita punya objek mendunia, maka fasilitas juga harus mendunia,” ujar Sihar.

Sebagai Ketua Umum Spiritualitas Danau Toba, Sihar mengajak masyarakat dan Badan Otoritas Danau Toba untuk melihat Danau Toba sebagai anugerah dan berkat yang harus dijaga.

“Danau Toba sebagai anugerah dan berkat yang diberikan Tuhan kepada Bangso Batak, kalau di Alkitab itu muatan lokalnya Sungai Yordan dan Gunung Zion, kalau kita Danau Toba lah yang mengajak kita untuk mengucap syukur,” ujar Sihar.

Selain itu Sihar mengajak seluruh hadirin untuk turut dalam kegiatan Spiritualitas Danau Toba pada 22 Juni 2019.

Ia juga mengungkapkan rasa bangganya sebagai bagian dari Nairasaon, dan berharap dapat mewarisi hal-hal yang baik kepada anak-cucunya nanti. Sihar mengajak masyarakat untuk tetap menjaga kondusivitas dan persaudaraan menghadapi pemilu 2019.

“Dalam Pileg dan pilpres ini banyak yang berkeluarga saling berisrisan, tapi yang harus diingat hasil dari Pemilu kita nikmati cuma 5 tahun, tapi itu jangan sampai merusak persaudaraan, karena setelah periode ini kita juga tetap masih akan bersaudara,” tutur Sihar.

Acara dilanjutkan dengan acara adat Mengalahat Horbo, pembagian Itak Gur-gur, dan makan siang bersama dan pembagian jambar.