Sihar Sitorus Gandeng Bank Indonesia Bina Penenun Uluan
Mengawali Masa Reses I DPR RI 2019-2020, Sihar P. H. Sitorus, anggota Komisi XI DPR RI, menyerap aspirasi dari masyarakat penenun dari Desa Sigaol Barat, Kecamatan Uluan, Kabupaten Toba Samosir, Minggu (5/1). Sihar didampingi salah satu mitra kerja dari Komisi XI DPR RI yakni Suti Masniari Nasution, Kepala Bank Indonesia Cabang Sibolga.
Henry Butar-butar, Camat Kecamatan Uluan, menyampaikan rasa terimakasihnya atas kehadiran Sihar Sitorus yang membawa serta Bank Indonesia. Menurut Henry, Sihar menjadi yang pertama mengadakan reses di Desa Uluan.
“Pak Sihar begitu peduli dengan kami, kami sungguh bersyukur dari begitu banyak desa di kabupaten Toba Samosir, Uluan menjadi yang pertama. Sebelumnya di desa kami belum pernah ada reses DPR RI seperti ini,” tutur Henry.
Hotman Butar-butar, Kepala Desa Sigaol Barat menyampaikan rasa bangganya atas kehadiran Sihar Sitorus di tengah-tengah desanya.
“Kami sangat bangga Pak Sihar mau hadir di sini dan melihat hasil tenun kami,” ujar Hotman Butar-butar.
Sihar mempersilahkan para penenun menyampaikan apa yang menjadi permasalahannya selama ini. Apalagi menurutnya tenun ulos menjadi salah satu sumber ekonomi kreatif yang mampu mendongkrak taraf hidup masyarakat setempat.
“Saya bukan eksekutif, tidak bisa bertindak langsung dengan anggaran, yang bisa saya lakukan mengajak mitra kerja saya salah satunya Bu Suti dari Bank Indonesia ini untuk menyelenggarakan programnya di sini,” ujar Sihar.
Ibu boru Nadapdap, Ketua Kelompok Penenun menyampaikan kendala mereka jika harus menenun ke Gedung Sentra Penenun di Desa Uluan tersebut. Menurutnya beberapa tahun belakangan penenun enggan untuk bertenun di sana.
“Yang pertama karena mesinnya, yang kedua karena jika harus ke sini kami tidak bisa mengawasi anak-anak,” ujar Ibu Boru Nadapdap.
Suti selaku Kepala Bank Indonesia Cabang Sibolga memberikan arahan kepada masyarakat mengenai nilai jual dari tenun yang mereka hasilkan. Bank Indonesia melalui Suti menyanggupi untuk memberdayakan para penenun asal mereka bersedia.
“Kita bisa memberikan trainer agar ulos atau kain tenun yang kalian jual bisa bernilai lebih. Tenun ulos dengan sedikit sentuhan bisa menjadi trend fashion tidak hanya sekedar simbol adat,” ujar Suti.
Hal tersebut tentunya membutuhkan komitmen dari para penenun. Samuel Simarmata, dari Bappeda Tobas mendorong para penenun untuk menyatakan komitmennya.
“Ayo ibu-ibu ini kesempatan besar, kalau tidak ada komitmen dari ibu-ibu sekalian ini akan sia-sia,” ujar Samuel.
Patricia Siahaan, istri Sihar Sitorus juga menyemangati para penenun bahwa kini orang-orang sudah berlomba memakai ulos dalam setiap kegiatan.
“Bagaimana kreatifitas ibu-ibu untuk memodifikasi, dengan motif yang sama mungkin bisa menggunakan sutra, yang nyaman dipakai dan memiliki harga jual tinggi,” ujar Patricia.
Di akhir pertemuan Sihar menyemangati para penenun agar jangan khawatir untuk menjadi produktif. Sihar memastikan dirinya yang akan membantu menjual ke pasaran.
“Saya akan terus beli kain tenun dari ibu-ibu sekalian. Jangan khawatir untuk produktif, saya akan bantu bawa ke Senayan dan memasarkannya,” ujar Sihar.