Menuju Kabanjahe, Sihar Sitorus merasakan bagaimana kemacetan yang terjadi di sepanjang jalan lintas Medan-Berastagi, Sabtu (14/04) alhasil dirinya harus terlambat menghadiri sebuah pertemuan di sana. “Mohon maaf bapak ibu, atas keterlambatan saya, memang kemacetan di sini luar biasa, saya menghabiskan waktu enam jam perjalanan untuk sampai di sini,” ujar Sihar.

Kemacetan memang sudah menjadi makanan masyarakat Sumatera Utara sehari-hari. Pertumbuhan laju kendaraan yang pesat tidak diimbangi dengan pertumbuhan infrastruktur, menjadi penyebabnya.

“Memang tidak bisa dipungkiri keadaan Sumut saat ini berada di situasi yang harus diperbaiki. Akibat kejadian-kejadian di masa lalu yang banyak melukai hati warga, harusnya sudah banyak pembangunan yang bisa dilakukan,” lanjut Sihar.

Sihar juga menyinggung soal kasus korupsi yang menyeret banyak nama anggota DPRD Sumut kepada KPK. “Pastinya ini berdampak pada provinsi, dimana seharusnya anggota dewan dapat menjadi pengawal dan pengawas pembangunan, yang mestinya telah melahirkan banyak hal untuk kesejahteraan warga termasuk yang mampu mengatasi kemacetan,” ujar Sihar.

Untuk itu Sihar menghimbau para hadirin untuk tidak salah pilih dalam Pilgubsu 2018 ini. Hanya ada dua kandidat dalam pemilihan kali ini, sehingga penting bagi warga untuk menggunakan hak pilihnya.

“Jadi bapak ibu, pilihannya hanya dua, dua-duanya berkacamata, tapi yang satu berkumis berkacamata (Djarot) dan yang lain bertahi-lalat berkacamata (Sihar) bapak ibu bebas pilih yang mana. Atau kalau bingung coblos saja angka dua nya,” tutup Sihar yang disambut gelak tawa para hadirin.