Ketika kita bicara pembangunan infrastruktur, pikiran kita tertuju kepada Presiden Jokowi. Ribuan kilometer di berbagai titik strategis terbangun memperpendek dan mempercepat mobilitas barang dan manusia.

Tentunya baru sebagian yang terbangun. Namun, dengan sedikit imajinasi, kita dapat bayangkan ribuan kilometer tambahan terbangun.

Kita juga tahu bahwa infrastruktur itu bersifat strategis, jangka panjang, dan mahal. Harga lebih bersaing, dunia usaha lebih terhubung dan sebaran SDM lebih luas dan masih banyak dampak positif lainnya.

Beberapa indikator seperti pemerataan, tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran dan inflasi menunjukan perbaikan.

Kesinambungan sangatlah penting dalam pembangunan yang progresif seperti apa yang dimulai oleh Presiden Jokowi. Kesinambungan ini tercapai ketika kita menggunakan hak pilih pada tanggal 17 April 2019.

Kita memiliki 2 calon dengan karakteritik yang sangat berbeda, sedemikian rupa kita hanya yakin dengan Bapak Jokowi-Ma’ruf Amin untuk menyelesaikan pekerjaan yang sedang berjalan.

Ketika kita lahir, kita sudah merdeka dengan Republik, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945, warisan kakek nenek buyut kita yang wafat dalam perjuangan kemerdekaan.

Kita sudah berjalan jauh untuk ‘undo’ warisan tersebut di atas, tetapi kita dapat menata ulang ‘content’ warisan tersebut. Revolusi Mental dan Infrastruktur adalah 2 agenda besar penataulangan ‘content sotware dan hardware’ dalam konteks pembangunan yang diusung oleh bapak Jokowi dan PDI-Perjuangan.

Bapak Jokowi mempercayakan program Revolusi Mental kepada Kementerian PMK di bawah Ibu Puan Maharani dari PDI-Perjuangan. Keduanya adalah keturunan ideologis dan biologis pendiri bangsa dari Presiden Pertama, Soekarno.

Revolusi Mental penting dalam mengikis perilaku praktek politik uang, perilaku curang, belakangan ini hoax. Program Revolusi Mental butuh waktu panjang utk menciptakan perilaku unggul dalam masyarakat.

Dalam Pilgubsu beberapa bulan yang lalu, saya melihat dan mendengar keinginan untuk suatu perubahan mendasar dalam hidup dan kehidupan masyarakat Sumut. Solusi mendasar terlepas pada Revolusi Mental dan infrastruktur. Percepatan pembangunan terwujud lebih cepat ketika Presiden dan Wapres terpilih dan Legislatif terpilih membentuk satu garis vertikal dengan partai pengusung, PDI-Perjuangan.

Saya berharap 2,4 juta suara DJOSS dalam Pilgubsu ikut mengajak teman-teman kita lainnya untuk turut memilih Bapak Jokowi untuk periode kedua bersama pasangannya bapak Ma’ruf Amin dan Sihar Sitorus sebagai Wakil Rakyat di DPR RI.

Akhir kata, kita berjuang untuk meninggalkan warisan yang lebih baik daripada warisan yang Kita terima. Pilih Jokowi-Maruf Amin sebagai Presiden-Wakil Presiden dan Calon DPR RI Sihar Sitorus untuk periode 2019-2024.

Oleh: Sihar P. H. Sitorus, Caleg DPR RI Dapil II Sumatera Utara