Archive

Tag: Djarot Sihar

7 posts

Edy Rahmayadi Ajak Sihar Sitorus Kolaborasi Pengadaan Sport Center

Edy Rahmayadi Ajak Sihar Sitorus Kolaborasi Pengadaan Sport Center

Acara ramah tamah Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dengan Anggota DPR-RI dan DPD-RI dari Daerah Pemilihan Sumatera Utara bertempat di Flores Ballroom Hotel Borobudur Jakarta, Senin (4/11/2019) berlangsung dengan santai dan penuh kehangatan keakraban.

Dalam pertemuan tersebut Edy Rahmayadi selaku orang pertama di masyarakat Sumatera Utara, menuntut dan meminta para anggota DPR-RI dan DPD RI asal Sumut yang ada di Senayan Jakarta yang kedudukannya bisa diraih karena dukungan rakyat Sumatera Utara dapat berkontribusi dalam membangun Sumatera Utara.

“Kami yang berdomisili di Sumatera Utara ini menuntuk bapak/ibu sekalian yang duduk di Parlemen untuk dapat membantu apa yang bisa dibantu bagi pembangunan Sumatera Utara,” ujar Edy.

Edy menyampaikan bahwa ia berencana menaikkan peringkat Sumatera Utara yang masih berada di tingkat 24 dari 34 provinsi. Edy juga bercerita bahwa di tahun 70-an Sumatera Utara pernah menduduki peringkat ke-3 di Indonesia.

“Yang pertama Sumatera Utara ini nomor 24 dari 34 provinsi, saya ingin nomor itu bergeser ke level yang baik,” ujar Edy.

Edy juga menyinggung mengenai PON 2024 yang akan diselenggarakan di Sumatera Utara. Dari sisi sarana dan prasarana, ZStadion Teladan Medan tak layak untuk PON tersebut.

Edy berharap pembangunan sport centre dapat dilakukan mengingat Sumatera Utara hanya memiliki Stadion Teladan yang dinilai belum memiliki lapangan yang memadai.
“Saya ingin dukungan berupa support moril maupun fisik,” ujar Edy.

Terkhusus, Edy meminta Sihar PH Sitorus sebagai rekannya pernah di PSSI dan rivalnya di Pilgubsu yang lalu. Ketika di PSSI, di ruang kerja Edy, mereka pernah membicarakan mengenai pengadaan sport center tersebu di Sumut.

“Saya mengajak kita semua bekerja sama, jujur saya tidak dapat bekerja sendiri,” ujar Edy dihadapan anggota legislatif sebelum video presentasi dimulai.

Edy juga menyesalkan mengapa anggaran tak pernah hinggap di Sumatera Utara.

” 12 setengah triliyun APBD Sumatera Utara itu tak lah cukup? Itupun masih salah hitungnya,” ujarnya.

Sihar Sitorus, Anggota Komisi XI Legislatif DPR RI yang hadir dalam acara ramah tamah tersebut, memahami apa yang menjadi visi misi Gubernur Sumatera Utara dalam membangun sumatera utara, terlebih sarana sport center. Mengenai pembangunan Sumatera Utara agar lebih dikenal Internasional tanpa mengesampingkan hal-hal krusial seperti kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dsb.

“Harapan kita pun sama, ada satu event internasional di Sumatera Utara, dengan sarana prasaran yang mendukung un tuk event itu,” ujar Sihar.

Perlukah Wisata Halal untuk Danau Toba?

Perlukah Wisata Halal untuk Danau Toba?

Pengembangan wisata Danau Toba sedang digencarkan, kedatangan Presiden Joko Widodo dan jajarannya Juli lalu membawa angin segar kepada warga sekitar Danau Toba secara khusus dan masyarakat Sumatera Utara secara umum.

Danau seluas 1.130 km² yang terkenal akan keindahannya kini mulai diperhatikan oleh Pemerintah Pusat. Oleh tangan dingin Jokowi wilayah Danau Toba akan disulap menjadi daerah wisata kelas dunia sebagaimana Bali yang begitu tersohor keindahannya hingga ke luar negeri.

Seiring berjalannya waktu hal yang seharusnya membanggakan tersebut malah menimbulkan kekhawatiran dari beberapa kalangan mayarakat Batak. Pasalnya, pengembangan wisata kelas dunia ini turut membawa pencanangan Wisata Halal oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi. Menurut Edy, wisatawan mancanegara yang akan datang ke Danau Toba akan berasal dari negara-negara muslim, seperti Brunei Darussalam atau Malaysia.

Bila yang dimaksudkan oleh Gubsu adalah pembangunan Masjid atau tempat makan yang bisa dinikmati umat Muslim mungkin tidak akan menjadi masalah. Namun akan menjadi masalah bila yang dimaksudkan Edy malah menertibkan apa yang sudah menjadi adat istiadat dalam kehidupan mayarakat Batak, salah satunya penataan hewan berkaki empat agar tidak sembarang dipotong di tempat-tempat umum karena status Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Sementara hewan berkaki empat seperti babi atau kerbau adalah bagian dari budaya Batak sejak lama. Melarang pemotongan hewan berkaki empat yang dicanangkan tersebut tentunya dirasa tidak menghormati adat masyarakat setempat.

Memang pengembangan wisata Danau Toba diharapkan dapat menarik wisatawan dari luar negeri untuk datang. Namun perlu diperhatikan juga agar hal tersebut tidak mengganggu adat istiadat masyarakat lokal yang menganggap pemotongan hewan adalah halal menurut mereka. Tradisi lokal, budaya setempat memiliki nilai kearifan yang tinggi.

Perlu diketahui, menghormati budaya dan tradisi lokal itu adalah bagian dari Kode Etik Pariwisata Dunia, yang telah diratifikasi oleh UNWTO, di mana kegiatan pariwisata harus menghormati budaya dan nilai lokal (local wisdom) agar tidak meresahkan masyarakat di sekitar atraksi di destinasi.

Bila menilik Bali, pengembangan pariwisata di Bali tidak pernah menambahkan halal di belakangnya. Bali memilih menjual keindahan alamnya dan budaya yang telah ada sejak dulu. Apakah kesuksesan Bali sebagai lokasi wisata kelas dunia masih diragukan?

Pembangunan Masjid, Rumah Makan Muslim, dirasa sudah cukup untuk memberi kenyaman terhadap wisatawan Muslim tanpa harus menggeser apa yang sudah membudaya di masyarakat setempat. Penggunaan embel-embel halal tentunya merupakan hal yang sensitif, karena definisi halal bagi setiap keyakinan adalah berbeda. Akan menjadi indah bila perbedaan definisi itu dapat dipahami oleh masing-masing keyakinan.

 

Oleh: Sihar P. H. Sitorus (Anggota Legislatif Terpilih DPR RI 2019-2024)

Blusukan ke Penenun Ulos di Tapanuli Utara, Sihar Sitorus: Siapa Bilang Batak Tak Bisa Sabar

Blusukan ke Penenun Ulos di Tapanuli Utara, Sihar Sitorus: Siapa Bilang Batak Tak Bisa Sabar

SiharSitorus.Com – Sihar P. H. Sitorus, Calon Legislatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melakukan kunjungan ke Kabupaten Tapanuli Utara, Kamis (7/3/2019).

Setiba di Tapanuli Utara, pria yang akrab dipanggil Sihar Sitorus ini memulai aksi blusukannya di Desa Simorangkir, Kecamatan Siatas Barita.

Sihar bertemu masyarakat dan berdiskusi soal berbagai permasalahan yang kini dihadapi masyarakat di Tapanu Utara, terutama soal peningkatan perekonomian masyarakat.

Selain berdiskusi soal masyarakat, Sihar Sitorus juga memperbincangkan tentang progres pembangunan infranstruktur oleh pemerintahan Jokowi yang kini sudah mulai dirasakan masyarakat.

Dalam kunjungan ini Sihar Sitorus juga turut mengunjungi masyarakat penenun ulos khas Tapanuli Utara. Pengerjaan ulos ini berbeda dengan ulos tenun lainnya.

“Pengerjaannya butuh waktu 3 bulan, alat yang dipakai berbeda dengan tenun pada umumnya, dibutuhkan ketelitian yang lebih tinggi untuk membuat ulos ini,” ujar pengerajin ulos kepada Sihar.

Sihar tampak serius memperhatikan pengerajin saat menenun olos, dan menyampaikan rasa kagumnya dengan karya penenun yang dilihatnya.

“Siapa bilang orang Jawa saja yang sabar, ini bukti orang Batak juga bisa sabar,” tutur Sihar setelah mengetahui proses panjang yang dilalui sebuah kain tenun ulos khas Desa Simorangkir.

Bupati Mandailing Natal Suguhkan Indahnya Puncak Muhasabah Kepada Sihar Sitorus

Bupati Mandailing Natal Suguhkan Indahnya Puncak Muhasabah Kepada Sihar Sitorus

Tokoh Sumatera Utara, Sihar P. H. Sitorus melakukan kunjungan Silaturahmi ke Kabupaten Madina bertemu beberapa kerabat dari marga Sitorus dan Siahaan, yaitu Marga Nasution dan Lubis.

Tak luput dari kunjunganya adalah bertemu dengan Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution yang menurut silsilah adat Batak Marga Nasution memiliki kekerabatan dengan marga Siaahan.

Diketahui Sihar Sitorus mempersunting anak dari Bisuk Siahaan, Patricia Siaahan. Sihar memiliki dua orang putra, yaitu Gabriel Sitorus dan Gama Sitorus.

Saat bertemu dengan Dahlan Hasan Nasution, keduanya tampak akrab. Seperti teman lama yang lama tidak ketemu.

Bahkan Sihar Sitorus diajak Dahlan Nasution untuk menikmati daerah wisata Kabupaten Madina yang tengah dikembangkan yaitu Puncak Muhasabah.

Puncak Muhasabah adalah adalah hamparan bebatuan indah yang disusun sedemikian rupa di ketinggian, dan dari bebatuan ini dapat menikmati pemandangan Kota Penyabungan.

Setiba di lokasi Sihar memuji ide Dahlan yang mampu menciptakan sektor wisata baru bagi Mandailing Natal.

“Luar biasa tempat ini, keren sekali ide Pak Bupati sungguh luar biasa,” ujar Sihar Sitorus.

Sihar sangat bersemangat mengabadikan momen-momen dirinya di puncak Muhasabah. “Semua bebatuan di sini sepertinya disusun dengan visi,” ujar Sihar.

Mendengar pujian Sihar Sitorus Dahlan pun mengajak Sihar Sitorus membuat destinasi serupa di wilayah Tapanuli Utara.

“Saya sengaja mengajak Pak Sihar ke sini agar menjadi inspirasi untuk dibuat di Tapanuli Utara,” ujar Dahlan.

Bupati Madina sendiri mengaku membuat destinasi ini untuk mengajak pengunjung untuk melakukan kaji diri.

“Di sini masyarakat bisa bermeditasi, mengkaji diri, bahwa sebenarnya segala sesuatu yang diperoleh dari Yang Maha Kuasa dan harus kembali ke Maha Kuasa,” ujar Dahlan.

Dahlan mengaku mendapat inspirasi pembuatan Muhasabah ini melalui mimpi. “Awalnya saya terinspirasi dari mimpi, dan mewujudkannya melalui Muhasabah ini,” ujar Dahlan.

Usai mengunjungi Muhasabah, Sihar dijamu makan oleh Bupati Madina di Rumah Makan Paranginan, Panyabungan. Di sana Sihar mengungkapkan rasa terimakasih nya kepada Bupati Madina.

“Bapak bupati baik sekali, menemani saya dan rombongan selama dua hari ini, diajak berkeliling. Terimakasih banyak ya pak,” ujar Sihar.

Dahlan juga mengucapkan terimakasih kembali kepada Sihar atas kunjungannya di kabupaten Madina. “Hati-hati di jalan, selamat menelusuri Madina, mohon maaf jika ada kurang-kurang,” ujar Dahlan.

Sihar menanggapi hal tersebut dengan bercanda. “Banyak yang kurang Pak, bapak kurang lama bersama kami,” ujar Sihar disusul tawa mereka.

Usai menikmati makan siang, Bupati memohon izin untuk pamit menghadiri pertemuan lain. Sedangkan Sihar melanjutkan perjalanan ke Desa Sikara-kara, Kecamatan Natal, Madina.

Ratusan Relawan Deklarasi Menangkan Djarot-Sihar di Pilgub Sumut

Ratusan Relawan Deklarasi Menangkan Djarot-Sihar di Pilgub Sumut

Pada hari Sabtu (27/1/2018) di Posko Relawan Djarot-Sihar yang berada di Jalan Hayam Wuruk Medan terlihat Ratusan relawan pendukung Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus dari berbagai elemen mendeklarasikan dukungan kepada pasangan itu di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub)

Dalam deklarasi dukungan tersebut dihadiri beberapa elemen relawan Djarot-Sihar seperti Sahabat Djarot-Sihar, Relawan Karo for Djarot Sihar, Padamu Djahor, Demi Anak Generasi (DAG), dan lainnya. Mereka bersama-sama membaca deklarasi dukungan kepada pasangan yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.

Ratusan relawan tersebut menegaskan akan bekerja keras, ikut menggalang suara, serta melakukan kampanye untuk memenangkan pasangan Djarot-Sihar dalam Pilgub Sumut yang dihelat pada 27 Juni 2018 mendatang.

“Demikian kebulatan tekad ini kami nyatakan dengan kesadaran penuh dan loyalitas yang setinggi-tingginya, merdeka,” kata para relawan Djarot-Sihar serperti yang dikutip dari inews.id.

Sementara itu, Djarot Saiful Hidayat yang hadir di lokasi relawan didampingi istrinya mengaku terharu dengan antusiasme para relawan yang mendukungnya maju sebagai gubernur Sumut periode 2018-2023. “Saya berjanji akan mengubah stigma yang ada di Sumatera Utara yang dulu terkenal dengan Semua Urusan Melalui Uang Tunai menjadi Semua Urusan Mudah dan Transparan,” kata Djarot yang mengenakan kemeja berwarna putih.

Djarot juga mengungkapkan akan membuat terobosan seperti Kartu Sumut Pintar jika terpilih nanti. Program tersebut sudah sukses dilakukan bersama dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat memimpin DKI Jakarta. “Anak Sumatera Utara ini semua punya semangat untuk sekolah setinggi-tingginya, namun sering terkendala biaya. Oleh karena itu, kami akan buat Kartu Sumut Pintar untuk meng-cover mereka-mereka ini,” kata Djarot.

Djarot juga meminta seluruh pihak, baik itu relawan Djarot-Sihar maupun relawan dari bakal pasangan bakal calon lainnya untuk berdemokrasi secara sehat, santun. Para relawan hendaknya tidak menebarkan fitnah yang bisa memicu konflik horizontal antara masyarakat.

“Jangan pernah ada intimidasi dan saling memfitnah satu sama lain. Pilkada merupakan sarana untuk memilih pemimpin daerah. Gunakanlah cara-cara yang baik agar masyarakat Sumatera Utara bisa memilih mana pemimpin yang paling baik untuk menyelesaikan sejumlah persoalan-persoalan yang ada di Sumatera Utara,” papar Djarot.

Dalam deklarasi dukungan para relawan Djarot-Sihar ini, sejumlah fungsionaris dan pengurus partai PDIP Sumut juga hadir, seperti Ketua DPD PDIP Sumut Japorman Saragih dan Sekretaris DPD PDIP Sumut Soetarto.

Djarot-Sihar ‘Diulosi’ Marga Nababan

Djarot-Sihar ‘Diulosi’ Marga Nababan

Perkumpulan keluarga Nababan Sumatera Utara menyatakan dukungannya kepada bakal pasangan calon gubernur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus. Deklarasi dukungan itu ditandai dengan penyematan ulos kepada keduanya.

Deklarasi digelar di kawasan Jalan AR Hakim, Gang Pendidikan, Kecamatan Medan Denai, Minggu (28/1). Djarot-Sihar yang datang tepat pukul 12.00 WIB langsung disambut alunan musik khas etnis batak dan tarian tor-tor.

Masyarakat yang sudah menunggu mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun langsung riuh ketika Djarot turun dari mobil. Mereka semua langsung mengajak Djarot berswafoto.

Dalam kesempatan itu, salah satu tokoh marga Nababan, Leo Nababan memastikan dukungan marganya kepada pasangan Djarot-Sihar. Karena antara marga Nababan dengan marga Sitorus yang disandang Sihar masih memiliki hubungan pertalian saudara dalam adat batak.

“Saya dilahirkan dari rahim Nababan. Saya punya janji suci, dengan marga Sitorus pane. Apabila ada boru (perempuan) Nababan jatuh, ada Sitorus pane jatuh. Saya wajib menolong Sitorus Pane lebih dulu. Sihar pun harus begitu sebaliknya,” kata politisi Partai Golkar itu.

Selain karena satu marga, alasan Leo mendukung Djarot-Sihar, karena mereka dinilai mampu membangun harmonisasi di Sumatera Utara. Apalagi masyarakat Sumut begitu heterogen.

Sementara itu, Djarot merasa bangga dengan dukungan marga Nababan terhadap dirinya. Dia berharap, dukungan itu bisa memperbesar peluangnya untuk menang melawan dua bapaslon lainnya.

“Yah harapannya, seneng banget yah, bangga, bagus. Ini menandakan bahwa pemilihan gubernur dan wakil Gubernur, itu bang Leo Nababan kan kader golkar. Tapi nuraninya milih kita. Terima kasih sekali yah,” ujar Djarot.

Senada dengan tandemnya, Sihar Sitorus optimis dengan dukungan yang diberikan marga Nababan. “Kita optimis menang, karena semua masyarakat bisa bersatu. Djarot-Sihar adalah sahabat semua suku, agama yang ada di Sumatera Utara,” pungkasnya.

Leo Nababan Ingin Sumut itu Semua Urusan Mudah dan Transparan dibawah Djarot-Sihar

Leo Nababan Ingin Sumut itu Semua Urusan Mudah dan Transparan dibawah Djarot-Sihar

Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) Leo Nababan lebih memilih mendukung bapaslon Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus. Padahal partainya sudah mengusung Edy Rahmayadi yang berpasangan dengan Misa Rajekshah dalam perebutan kursi Sumut Satu.

Alasan Leo mendukung Djarot-Sihar karena ikatan marga. Sihar yang menyandang marga Sitorus masih punya kekerabatan dengan Leo yang bermarga Nababan.

“Saya memang kader utama golkar. Saya tetap golongan karya sampai kapan pun. Tapi saya dilahirkan dari rahim Nababan. Saya punya janji suci, dengan marga Sitorus Pane,” ungkapnya, Minggu (28/1).

Leo kembali menegaskan bahwa dirinya tetap mencintai partai berlambang beringin itu sampai kapan pun. Namun dirinya juga harus menjaga adat budaya leluhurnya sebagai orang Batak.

Lebih jauh lagi, Leo mempunyai harapan kepada Djarot-Sihar untuk memberantas korupsi di Sumut. Apalagi selama ini stereotype tentang Sumut adalah Semua Urusan Mesti Uang Tunai (SUMUT).

“Harus diganti. Sumut itu Semua Urusan Mesti Transparan,” tegas mantan Sekjen Gema Kosgoro Pusat itu.

Ditanyai soal sanksi yang akan diberikan Golkar kepadanya karena tidak mendukung Edy-Ijeck, Leo menjawab dengan tegas, dirinya tidak takut dengan Golkar. “Saya lebih takut dengan Marga Nababan daripada Golkar,” tegasnya.

Untuk diketahui, perkumpulan Marga Nababan telah mendeklarasikan diri untuk mendukung pasangan Djarot-Sihar pada pertarungan Pilgub nanti.